Alter Ego

Unknown
Reading

Alter Ego

Pernah kutanya suatu hari, "imankah kau pada intuisi?" Kau beri jawaban lengkap: soal keintuisian hidupmu yang seringkali kau tangkap Tanpa kutanya suatu hari, sedang kudengar kau asik bercerita diri. Kau banyak baca buku pulang malam, lepas diskusi lalu merasa jadi kontradiktif: seorang bodoh yang terus dan terus merasa bodoh Kau sambung itu suatu hari, saat kau dengar orang bicara tentang persoalan dan masalah, tentang hal-hal yang mungkin kau...

Thantofobis

Unknown
Reading

Thantofobis

Saat bukit menunduk dan tua, ia akan bercerita pada lereng sondai tentang hujan dan petir, tentang mineral yang dicuri dari perutnya, tentang mitos makhluk pesisir penadah garam berwarna haram. Saat teluk menikmati sore di bangku alam, melihat matahari tenggelam, menyapa tanjung di seberang jalan; memberi makna pada ikan dan nelayan. Saat pagi, kabut memberi energi tak terbatas pada segelas kopi berseduhkan rasa beruas-ruas. Satu dua kawan kelelawar pemakan...

Daraka

Unknown
Reading

Daraka

Kutemukan paradoks begitu gesit dalam jasad berlari liar laiknya kucing hutan terjerat akar jalar segala kemapanan klasik ditabrakinya sampai lerak. Aku memeliharanya: mencintainya seperti seorang kekasih, juga kesalahan-kesalahan yang lekas kumaafkan tanpa desih. Mata dewa pun tak cukup perkasa melihatnya langsung apalagi mataku yang kan tersaji di meja makan para belatung Dia hanya muncul dalam cermin benggala bertatahkan perak membiaskan wujudku dengan keindahan kekal tak terjamah. Mencintainya adalah...

Di Celah Pengkhotbah

Unknown
Reading

Di Celah Pengkhotbah

Bait-bait keinginan telah kuaduk bersama namamu kupersiapkan naskah doa dari rumah kuantar dengan sopan pada Tuhan yang sedang di rumah Waktu selalu terbagi oleh kepentingan-kepentingan untunglah sempat kucuri secuil dari celah pengkhotbah yang sedang rehat Lalu aku berpacu antara waktu dan selesai kubacakan namamu sesekali dengan was-was: jikalau pengkotbah bangkit dan awas Maaf jika kau rasakan hal berbeda mungkin saja doaku telah diterima Dan tenanglah, itu tak lebih...

Memilih Menjadi Amatir

Unknown
Reading

Memilih Menjadi Amatir

Agaknya saya benci pengkotak-kotakan. Dalam hal ini, definisi “kotak” bisa sangat luas. Tapi supaya lebih mudah, anggap saja apa yang saya sebut “kotak” adalah pikiran formalisitik yang masih mengakar di masyarakat kita. Bisa pandangan sempit pada santri yang dikira hanya (dan harus) bisa mengaji, atau sumpah serapah pada lelaki gondrong yang sering kali dianggap korak, serta contoh-contoh apalah lainnya. Jika penyimpulan dangkal semacam ini benar adanya, maka buah...

Dekker

Unknown
Reading

Dekker

Suatu siang di pertengahan 1897, seorang kuli perkebunan berjalan menghampiri mantan pengawas perkebunannya. Si kuli yang asli pribumi sudah terlihat uzur dan tampak lusuh, sementara atasannya yang baru saja memutuskan resign adalah seorang Indo berumur 18 tahun. “Terpujilah ibu yang melahirkan Anda,” kata si kuli, takzim. Pemuda di hadapannya itu langsung memasang ekspresi linglung. Dia sama sekali tak mengenalnya, apalagi dekat dengan buruh tua tersebut. Belum selesai dibuat...

Selepas Purnama

Unknown
Reading

Selepas Purnama

Selepas purnama berlalu aku sedikit bimbang dan ragu betapa sulit menahlukkan hatimu Kau bermain-main dalam misteri menari-nari di ambang galaksi Aku masih termenung mengamati tenang dan diam-diam mengagumi duduk beralas rerumputan bumi memandangmu, pesona di atas langit Aku tak mampu terbang tuk sekadar mendekat Aku masih sibuk metata bangku menumpuknya tinggi lalu kunaiki memuaskan hati merasa lebih dekat beberapa inci sambil berharap kakimu menapak ke bumi Kau mungkin...

My Instagram